cara apa yang anda lakukan agar menjadi sukses

Kamis, 22 September 2011

MENERIMA DIRI SENDIRI


MENERIMA DIRI SENDIRI
Esther Widhi Andangsari

Ingatkah Anda ketika remaja, berkaca di depan cermin, mengomentari diri sendiri dengan nada tidak puas ? Setiap lekuk wajah, bentuk mata, ukuran hidung, bibir, jerawat di pipi..... rasanya semua mengecewakan. Dan hari itu setelah selesai berkaca, rasanya kaki terasa berat untuk melangkah karena merasa tidak percaya diri,. Tidak PD dengan kondisi fisik yang dimiliki. Tidak bisa menerima kondisi diri seperti itu.
Mungkin saat ini pun Anda masih sering mencela atau mengkritik diri sendiri dengan nada tidak puas. Setiap pekerjaan rasanya tidak ada yang bagus, tidak ada yang baik. Akhirnya penilaian terhadap diri sendiri menjadi buruk, penerimaan diri sendiri pun menjadi negatif. Buntut-buntutnya Anda juga sering mencela atau mengkritik orang lain. Pujian menjadi hal yang ‘mahal’ untuk diucapkan kepada orang lain.
Mengapa seseorang sulit menerima dirinya sendiri ? Tidak pernah puas dengan apa yang diperoleh dan dimilikinya ? Tidak pernah menghargai usahanya sendiri bahkan usaha orang lain ? Banyak kemungkinan yang menyebabkan seseorang sulit untuk menerima diri sendiri. Barangkali Anda berasal dari keluarga dimana orang tua lebih sering mengkritik anak-anaknya ketimbang memuji. Anda tumbuh menjadi orang yang tidak terbiasa untuk cepat puas, selalu merasa kurang, dan akhirnya sulit untuk menerima diri sendiri bila ada kekurangan di dalamnya. Apa pun kondisi Anda di masa lalu, saat ini sebagai seseorang yang ingin maju dan berkembang, Anda dituntut untuk dapat menerima diri sendiri.
Orang yang sehat mental adalah orang yang mau menerima kondisi dirinya sendiri dengan bahagia. Orang yang mampu untuk menerima diri sendiri, biasanya adalah orang yang juga mampu untuk menerima orang lain apa adanya. Tidak memaksakan orang lain untuk melakukan yang diminta, menghargai usaha orang lain, bersikap hormat, tidak dikendalikan oleh ambisi yang tidak realistis, tidak terlalu banyak mengeluh, tidak mudah tersinggung, belajar mengendalikan kemarahan dengan benar, tidak terobsesi oleh masa lampau, serta tidak menuntut orang lain untuk memenuhi semua kebutuhannya.
Coba periksa diri Anda sendiri. Apakah Anda menjawab “YA” untuk setiap kondisi berikut di bawah ini ? (“Seni Mengasihi Diri Sendiri”, Cecil G. Osborne, 2001) Semakin banyak Anda menjawab “YA” untuk kondisi berikut ini, berarti Anda belum memiliki penerimaan diri sendiri yang baik.
1. Apakah Anda dinilai terlalu sensitif oleh teman-teman atau keluarga ?
2. Apakah Anda suka berbantah ?
3. Apakah Anda suka mengecam ?
4. Apakah Anda tidak toleran terhadap orang lain ? Terhadap ide-ide mereka ?
5. Apakah Anda termasuk orang yang sangat mudah marah ?
6. Apakah Anda sulit memberi maaf ?
7. Apakah Anda cemburu buta ?
8. Apakah Anda pendengar yang tidak baik ?
9. Apakah Anda materialistis secara berlebihan ? Takut miskin ?
10. Apakah Anda sangat terpukau pada titel, gelar, kehormatan, dan pangkat ?
11. Apakah Anda orang yang tidak mau kalah ?
12. Apakah Anda sulit menerima pujian ?
Ada sebuah illustrasi. Seorang turis Amerika sedang mengunjungi sebuah puri kuno di Inggris bersama rombongan tur. Puri kuno tersebut memiliki hamparan rumput yang sangat luas dan sangat indah. Turis Amerika ini sedang mengagumi hamparan rumput tersebut. Kemudian ia menghampiri kepala kebun puri yang sedang bekerja di dekat situ. Ia bertanya kepada kepala kebun tersebut, “Bagaimana caranya kalian membuat hamparan rumput sebagus dan seindah ini ? Saya sangat mengagumi hamparan rumput yang hijau dan elok ini.” Jawab si kepala kebun, “ Ah Pak, biasa saja. Kami hanya menanam bibit rumput yang terbaik, memberi pupuk, menyiramnya, serta merawatnya selama 500 tahun...” Menerima diri sendiri merupakan suatu proses yang harus diusahakan atau diperjuangkan. Butuh kerja keras untuk menerima diri apa adanya. Tujuannya adalah supaya memiliki pertumbuhan mental yang baik, mampu menerima orang lain apa adanya, menjalin relasi interpersonal yang lebih baik, serta dapat menikmati hidup.
Bagaimana untuk bisa menerima diri sendiri ? Ada beberapa saran yang bisa Anda terapkan. Diharapkan Anda juga berusaha untuk mengembangkan cara-cara untuk menerima diri sendiri.
1. Gunakan kacamata paradigma baru. Mulailah untuk memandang diri sendiri secara berbeda. Tidak lagi cepat menilai negatif pada diri sendiri. Beri kesempatan pada diri sendiri bahwa Anda layak untuk dihargai. Fokuskan diri pada sisi positif dan negatif secara berimbang.
2. Tetapkan standar atau target yang realistis. Ada kalanya seseorang sulit untuk menerima diri sendiri karena kegagalan untuk meraih target atau standar yang ditetapkannya sendiri. Perlu dicermati, target atau standar yang ditetapkan itu terkadang tidak realistis, terlalu muluk-muluk sehingga sangat sulit untuk dicapai. Untuk orang-orang yang menaruh penghargaan diri sendiri berdasarkan prestasi semata, hal ini bisa sangat meruntuhkan rasa percaya diri. Tetapkanlah standar atau target yang realistis. Bila tidak tercapai, janganlah terlalu “down” atau merasa sangat kecewa hingga tidak memberi kesempatan pada diri sendiri untuk mencoba lagi.
3. Lakukan sesuatu yang membuat Anda lebih menyukai diri Anda. Berikanlah kasih, pertolongan, dukungan, perhatian, maaf, pengertian, uang, sehelai surat sederhana, atau apa pun kepada teman atau orang lain yang Anda rasa perlu.
4. Beri pujian pada orang lain dan diri sendiri. Dengan melakukan hal ini Anda akan menghargai diri Anda sendiri dan juga orang lain.
5. Gunakan kata-kata yang positif pada diri sendiri. Misalnya ketika Anda diserahkan tanggung jawab untuk mengerjakan proyek tertentu, katakan pada diri sendiri bahwa, ”Saya mampu dan bisa mengerjakan tugas ini dengan baik.
6. Bersyukurlah dengan apa yang Anda miliki. Orang yang bersyukur dengan keberadaan dirinya biasanya lebih mudah untuk menerima dirinya sendiri. Ia juga tidak mudah untuk marah, tidak mudah tersinggung, dan mampu memberi bagi orang lain.
”Selalu ada kesempatan untuk orang yang mau merubah dirinya”.


Kamis, 21 Juli 2011

LENTERA CINTA :)

LENTERA CINTA
Pemuda yang selalu ceria dan sibuk ini sebelumnya tak pernah mengenal arti cinta dan merasakan cinta yang tukus, dikarenakan tuntutan rutinitasnya yang cukup tinggi.
Ia pemuda yang cukup tampan, pintar dan baik memang sedikit pemdiam dan pemalu ….....
beberapa kali ia berusaha dan hampir mendapatkan kekasih, pujaan hatinya, namun dikarenakan entah memang belum bejodoh dan belum saatnya menjadapkan jodoh sehingga sering kali ia gagal. Ia pria yang sunggu luar biasa, didalam hidup merantau, menjadi wali dari adik-adiknya dan menjadi pelindung pula untuk keluarga kecilnya karena ia adalah satu-satunya anak pria di keluarganya.
Ehmmm tugas yang lumayan berat karena mengingat banyaknya kesibukan dan rutinitas yang ia lakukan namun ia masih bisa mengatur waktu untuk adik-adik dan keluarganya, ya maklum saja semua adiknya adalah wanita jadi memang harus sedikit memberikan ektra perhatian, maklum saja karena tinggal di ibu kota jelas rawan dengan salah pergaulan dan rawan kejahatan.
Dalam suatu event, saat si pemuda ini mengikutinya, si pemuda ini bertemu banyak orang dan tentunya banyak bertemu para gadis juga.
Di suatu event ia bertemu seorang gadis yang dianggapnya baik,  mereka pun menjalin persahabatan. Namun di dalam perjalanan persahabatan itu tumbulah rasa cinta, tapi dikarenakan si pemuda seorang yang pendiam dan pemalu ia tak pernah berani mengungkapkan isi hatinya.
Didalam hati si pemuda ini berkata biarlah semuanya mengalir seperti air biarkanlah cintaku ini seperti lentera yang selalu menerangi langkah dan kehidupanku.
Sebenarnya sang gadis pun memiliki perasaan yang sama namun karena malu dan tidak mungkin seorang wanita menyatakan perasaan lebih dahulu kepada pria.
Karena keduanya sama-sama merasa malu dan enggan mengungkapkan perasaan masing-masing keduanya jadi ada salah paham.
Sampai suatu hari seiringnya waktu karena sang pemuda dengan gigih memancarkan cintanya yan bagaikan lentera ke si gadis, lambat laun si gadis pun mulai mengerti isi hati si pemuda,
Sampai suatu saat di event yang mereka hadiri bersama keduanya berbincang dan si pemuda dengan gugup dan malu mengungkapkan isi hatinya kepada si gadis.
Dengan rasa malu dan bahagia akhirnya si gadis menerima lentera cinta sang pemuda.

Senin, 04 April 2011

SAHAM

1.Pengertian : Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.
2.
2.Jenis Saham :
3.
a)Saham Biasa, memiliki karakteristik seperti:
Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan di likuidasi.
Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham.
Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat.
b)Saham Preferen, memiliki karakteristik sebagai berikut:
Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap.
Hak klaim lebih dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan dilikuidasi.
Dapat dikonversikan menjadi saham biasa.
a)

Rabu, 02 Maret 2011

Berinvestasi di BNI Securities


About Us BNI Securities


BNI Securities didirikan pada tanggal 12 April 1995 sebagai anak perusahaan dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan modal dasar sebesar Rp 30 miliar dan modal disetor Rp 15 miliar. Saat ini modal dasar BNI Securities adalah sebesar Rp 200 miliar dan modal disetor sebesar Rp 100 miliar.

Saat ini BNI Securities dimiliki oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar 99,85% dan Koperasi Karyawan BNI Securities sebesar 0,15%.

Kegiatan usaha BNI Securities dibagi dalam beberapa divisi utama, yaitu:
-    Perdagangan Saham
-    Debt Capital Markets
-    Asset Management
-    Investment Banking


BNI Securities akan selalu memberikan layanan yang profesional untuk kepentingan para nasabahnya, yaitu sesuai dengan visi perusahaan untuk menjadi perusahaan dengan layanan investasi ritel terbesar di Indonesia.

BNI Securities menyediakan solusi-solusi finansial secara lengkap untuk menjaga dan meningkatkan nilai nasabah dengan prudent, inovatif dan responsif. Layanan kami disajikan oleh para profesional yang kompeten dan terpercaya yang mengutamakan kepentingan nasabah.

BNI Securities berkomitmen untuk membangun kepuasan nasabah dengan memberikan layanan investasi yang transparan, bertanggung jawab, akuntabel, dan adil serta melakukan langkah terbaik untuk menjadi perusahaan sekuritas dengan layanan investasi terbaik.

BNI Securities mewujudkan keinginan nasabah untuk kemudahan dalam bertransaksi dengan menyajikan layanan online trading "esmart", yang memuat fasilitas trading dan market info. BNI Securities merupakan perusahaan sekuritas pertama milik BUMN dengan layanan online trading. 




Visi dan Misi

VISI
2011        Perusahaan dengan Layanan Ritel Terbesar di Indonesia
2016        Acuan bagi Perusahaan-Perusahaan Sekuritas di ASEAN


MISI
Menyediakan solusi-solusi finansial secara lengkap untuk menjaga dan meningkatkan kekayaan nasabah dengan prudent, inovatif dan responsif.

Layanan kami disajikan oleh para professional yang kompeten dan terpercaya yang mengutamakan kepentingan nasabah.


Atas perhatian dan waktunya saya ucapkan terimakasih bnyak.

Info lebih lanjut dapat menguhubungi :
Jenny Wijaya
Tlp : (0267) 7020786
HP  : 085715463900

Rabu, 05 Januari 2011

CINTAI SAYA APA ADANYA

CINTAI SAYA APA ADANYA

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan Saya menyukai perasaan hangat yang muncul dihati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.

Dua tahun dalam masa pernikahan,saya harus Akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.

Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.

"Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut. "Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan". Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.

Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya? Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat saya lsayakan untuk merubah pikiranmu?".

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati.

Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?" Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok.". Hati saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan ...

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya." Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.

" Sayang ketika kamu mengetik di komputer lalu program-program di PC-nya kacau dan akhirnya kau menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-jari saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya dan kamu bisa menyelesaikan pekerjaanmu.

Sayang, kamu juga selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang.

Sayang, kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk menunjukkan jalan kepadamu.

Sayang, kamu selalu sakit dan pegal-pegal pada waktu "teman baikmu" datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal.

Cinta, ketika kamu sedang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi "aneh". Maka saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami.

Cinta, kamu terlalu sering menatap layar kaca TV dan Komutermu serta membaca buku sambil tiduran dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, maka saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu. Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu.

"Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku. Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu. Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, matsaya, tidak cukup bagimu. Saya tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu."

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya.

"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu. Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barangku, dan saya tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagia saya bila kau bahagia."

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.

Aku peluk dia penuh kebahagiaan, oh, kini aku tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai aku lebih dari dia mencintaiku.

Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, padahal tanpa kita sadari Cinta itu telah terwujud dalam bentuk yang lain walau tidak sesuai dengan wujud yang kita harapkan

Seringkali kali kita menuntut Cinta kepada pasangan kita, namun jarang terfikir oleh kita sejauhmana Cinta yang telah kita berikan padanya. Berikan Cinta Kasih yang tulus kepadanya, kalaupun dia belum membalasnya yakinlah Sang Budha pasti akan membalas dan membisikkan CintaNYA kepadanya untuk diberikan kepada kita.

Bukus Palsu

Jessica adalah anggota baru di sanggar tari. wanita mungil itu selalu terlihat lincah dan riang. gayanya luwes, senyumnya ramah. tidak banyak yang mengetahui usianya sudah berkepala tiga. Sepintas gayanya lebih mirip mahasiswi daripada seorang ibu beranak satu.

Minggu lalu Jessica terlambat. dia tidak ingin kejadian itu terulang lagi. setelah sepeda motor bututnya diparkirkan, dengan langkah tergesa-gesa Jessica langsung menuju meja resepsionis. Masih seperti biasa, senyum lebar selalu menyungging di bibirnya. lalu dia menyodorkan Kartu Keanggotaan untuk diabsensi, Jessica baru menyadari air botol minum di kantong samping ranselnya kosong, ternyata dia lupa mengisi ulang botol minumnya karena tergesa-gesa. Jessica mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan, mencari air dispenser. dalam benaknya, di sanggar tari sebesar itu pasti ada air dispenser yang disediakan untuk para member.

Dengan rasa sungkan dan ragu, Jessica bertanya kepada resepsionis apakah ia boleh meminta botol air minumnya diisi kembali, “Oh, boleh” jawab resepsionis. di panggillah seorang pelayan dapur, “Maaf, mbak, saya lupa mengisi air minum, boleh tolong diisikan ?” tanya Jessica.

Jessica lalu memberikan botol minum berukuran 500 cc itu kepada pelayan dapur. Pelayan dapur agak ragu menerima botol minum tersebut. dengan gelisah ia masih berdiri di sana , seakan-akan menunggu persetujuan dari seseorang, Jessica sedikit heran. Keengganan itu terlihat begitu jelas.

Kemudian datanglah seorang wanita paruh baya. Entah siapa dia, tapi Jessica sering melihatnya di kafe lantai bawah, mungkin pemilik sanggar tebaknya. Jessica merasa tidak enak dengan tatapan tajam dari mata wanita itu. Pelayan dapur agak gugup menjelaskan maksudku kepada wanita tersebut.



“Mbak ini minta air minum,” kata pelayan kepada wanita tua. Wanita tua dengan sorot tidak bersahabat berkata: “Kenapa tidak beli saja air mineral, dik ? Kami ada menjualnya di sini.”
Jessica menangkap pesan penolakan. Dia tau wanita itu enggan mengisikan air minumnya.
“Oh, gak boleh ya. Kalo gitu gak pa-pa, kok.” Senyum Jessica sedikit agak dipaksa. dia mengambil kembali botol minumnya dari tangan pelayan dapur dan segera bergegas melangkah ke lantai dua. Meski sedikit kecewa, Jessica menghibur diri bahwa dia tidak akan mati dehidrasi saat latihan. Sementara di lantai bawah, masih terdengar debat kecil antara wanita tua itu dengan resepsionis. Jessica tidak lagi mempedulikan dia hanya ingin latihan hari itu segera usai.

Hari berikutnya, Jessica masih rutin mengikuti latihan seperti biasanya. Meski Ada rasa tidak enak, Jessica tetap santun menundukkan kepala nya sambil tersenyum kepada wanita tua itu ketika menyapanya. Jessica sama sekali tidak pernah menceritakan kejadian itu pada siapapun.
Yang pasti, sejak itu Jessica sangat memperhatikan botol air minumnya.

Suatu sore, Jessica tidak mengendarai sepeda motor bututnya. Suaminya berjanji akan menjemputnya. hujan mengguyur deras sekali. Usai latihan, Jessica segera turun.
Dia melihat hidangan mie goreng dan nasi goreng di meja. malam itu adalah perayaan tahun pertama berdirinya sanggar tari. Wanita tua itu terlihat sibuk melayani para member lainnya.
Mengajak mereka makan. banyak yang menolak halus, mungkin takut gemuk, mungkin juga ingin segera pulang, Jessica pun menolak halus ketika ditawarkan. makan terburu-buru bukan kebiasaannya, lagipula, dia tidak ingin suaminya menunggu lama.

Jessica mengecek HPnya, Ternyata sms dari suaminya mengabari terlambat menjemput... Jessica masih berdiri di luar dan menunggu di sana.

Tiba-tiba wanita tua itu telah disampingnya.

“Kamu lagi menunggu seseorang ?”

“Iya. Suamiku”

“Suami ? Saya pikir kamu masih mahasiswi.”

Jessica tertawa. “Aku sudah 35 tahun.”

“Menikah muda ya ?”

“28”.

Jessica tidak tau pasti apakah umur segitu termasuk menikah muda.

“Bukankah kamu yang biasanya mengendarai sepeda motor ?”
tanya lagi Wanita itu

Tentu saja mudah dikenali karena Jessica satu-satunya wanita yang mengendarai sepeda motor ke sanggar. kebanyakan member yang lain mengendarai mobil, sebagian lagi di drop oleh supir.

“Iya. Hari ini dijemput suami, jadi aku gak bawa motor.”

“Oh, itu dia jemputanku” Jessica menunjuk pada sebuah Mobil Mercedes hitam mengkilap Seri "S" terbaru yang berhenti pas di tempatnya menunggu.

“Bukankah Itu Mobil Bapak Arthur ?”
tanya wanita tua penuh rasa penasaran.

“Yah, Arthur adalah suamiku.”

Wanita itu terkejut. Tatapannya masih tidak percaya ketika melihat Jessica melambaikan tangan dan menembus hujan masuk ke dalam Mobil.

Mobil itu telah lama berlalu.........., tapi wanita tua masih berdiri sana , melongo.
Ketika memori membawanya kembali pada kejadian air minum itu, rasa malu menghantam keras hatinya. Tiba-tiba dunia terasa gelap.

Arthur..............!
Dia adalah sponsor utama yang selalu mendukung kegiatan sanggar tarinya.

“Oh, tidak…”

Kita sering menganggap diri kita adalah orang baik. tapi ketika kita dihadapkan pada bungkus luar dari apa yang mereka pakai, dari kendaraan yang digunakan, begitu gampangnya sikap hati kita berubah. Bila ‘Bungkus Luar’ itu bagus, kita cenderung ‘mengangkat tinggi-tinggi’ orang tersebut. Sebaliknya bila ‘Bungkus Luar’ jelek, kita lalu menjegalnya, menyepelekan mereka.
Senyum kita jadi palsu. Kebaikan hati kita jadi basa-basi. Hendaknya dalam berhubungan atau pelayanan, kita tidak memandang ' Bungkus Luar ' dari tiap-tiap orang.

( Di sadur dari K2M )
repost from :http://www.ikutangabung.com/2010/04/bungkus-palsu.html

Hati Nurani

Ada seorang tua berupaya agar ketiga anaknya memperoleh lebih banyak pengalaman hidup. Suatu saat ia berkata kepada ketiga anaknya itu.

“Kalian pergilah merantau, setelah 3 bulan kalian kembali kerumah, ceritakan pengalaman yang paling berkesan selama kalian merantau, saya akan melihat perbuatan diantara kalian bertiga yang paling bisa dibanggakan,” katanya.

Ketiga anaknya setelah mendengar perkataan bapaknya, mulai melakukan perjalanan.

Tiga bulan berselang, mereka bertiga sudah kembali ke rumah, bapaknya bertanya kepada mereka perbuatan yang paling bangga yang telah mereka lakukan. Satu persatu anak-anaknya mengisahkan pengalaman mereka.

“Saya bertemu dengan seseorang, dia menitipkan sekantong permata berharga kepada saya, dia sendiri tidak tahu berapa jumlah permata didalam kantong itu, jika saya mengambil beberapa butir dia juga tidak akan tahu, ketika orang ini mengambil titipannya, saya menyerahkan seperti semula tanpa saya buka sama sekali,” kisah si anak sulungnya.

Setelah mendengar cerita anak sulungnya itu, bapaknya berkata kepadanya.

“Ini hal yang memang harus engkau lakukan, jika engkau mengambil beberapa butir, coba engkau pikirkan engkau akan berubah menjadi orang apakah?” komentar si Bapak.

Putra sulungnya mendengar komentar bapaknya, menganggapnya benar lalu pergi mengundurkan diri. Anak keduanya ganti menceritakan pengalamannya.

“Suatu hari saya melihat ada seorang anak kecil terjatuh di air, saya lalu menolongnya, keluarganya memberi saya hadiah besar, saya tidak menerimanya,” cerita anak kedua.

Mendengar kisah anak keduanya itu, bapaknya mengatakan kepadanya.

“Inipun memang yang seharusnya engkau lakukan, jika engkau melihat anak kecil itu mati tenggelam, apakah hatimu bisa tenang?” kata Bapaknya.

Setelah anak kedua mendengar komentar bapaknya itu, ia tidak berkata apapun. Lalu anaknya yang paling bungsu mengisahkan juga pengalamannya.

“Pada suatu hari saya melihat seorang yang sakit pingsan dipinggir jurang di jalan pegunungan, jika sedikit membalikkan badan saja sudah akan terjatuh dalam jurang, saya mendekatinya melihat, orang itu rupanya adalah musuh besar saya, dahulu beberapa kali saya berpikir untuk membalas dendam, tetapi tidak punya kesempatan, sekarang kesempatan ini muncul, saya tidak memerlukan tenaga mendorong, dia sudah akan terjatuh ke dalam jurang, tetapi saya mengantarnya pulang ke rumah,” kisah anak bungsu.

Bapaknya tidak menunggu dia habis berbicara, lalu dengan memuji ia mengatakan kepadanya.

“Perbuatan kedua kakakmu melakukan hal yang memang secara hati nurani dilakukan setiap orang, tetapi perbuatanmu dengan budi membalas rasa dendam, itu adalah perbuatan yang sangat terpuji.”

Melakukan perbuatan yang memang harus dilakukan, adalah hal yang wajar yang tidak mengkhianati hati nurani, tetapi melakukan perbuatan yang tidak ingin dilakukan, barulah hal itu membuat hati nurani ini dapat bersinar terang.

Cerita diatas, mengisahkan ketiga bersaudara ini melakukan hal yang tidak menyimpang dari permintaan hati nurani, anak sulung tidak tamak, anak kedua menolong orang yang kesusahan, kedua perbuatan ini adalah hal yang wajib dan memang seharusnya dilakukan oleh semua manusia. Sedangkan anak bungsu yang mempunyai dada yang lapang dan mau memaafkan musuhnya, malahan menolong musuhnya, hati nuraninya menyuruh dia tidak melakukan hal yang jahat, malahan bisa melakukan perbuatan baik yang tidak semua orang bisa lakukan, terlihat dari sini dia melupakan seorang yang bisa menjadi panutan bagi orang lain. (Erabaru/hui)

sumber :http://erabaru.net/