Pemuda yang selalu ceria dan sibuk ini sebelumnya tak pernah mengenal arti cinta dan merasakan cinta yang tukus, dikarenakan tuntutan rutinitasnya yang cukup tinggi.
Ia pemuda yang cukup tampan, pintar dan baik memang sedikit pemdiam dan pemalu ….....
beberapa kali ia berusaha dan hampir mendapatkan kekasih, pujaan hatinya, namun dikarenakan entah memang belum bejodoh dan belum saatnya menjadapkan jodoh sehingga sering kali ia gagal. Ia pria yang sunggu luar biasa, didalam hidup merantau, menjadi wali dari adik-adiknya dan menjadi pelindung pula untuk keluarga kecilnya karena ia adalah satu-satunya anak pria di keluarganya.
Ehmmm tugas yang lumayan berat karena mengingat banyaknya kesibukan dan rutinitas yang ia lakukan namun ia masih bisa mengatur waktu untuk adik-adik dan keluarganya, ya maklum saja semua adiknya adalah wanita jadi memang harus sedikit memberikan ektra perhatian, maklum saja karena tinggal di ibu kota jelas rawan dengan salah pergaulan dan rawan kejahatan.
Dalam suatu event, saat si pemuda ini mengikutinya, si pemuda ini bertemu banyak orang dan tentunya banyak bertemu para gadis juga.
Di suatu event ia bertemu seorang gadis yang dianggapnya baik, mereka pun menjalin persahabatan. Namun di dalam perjalanan persahabatan itu tumbulah rasa cinta, tapi dikarenakan si pemuda seorang yang pendiam dan pemalu ia tak pernah berani mengungkapkan isi hatinya.
Didalam hati si pemuda ini berkata biarlah semuanya mengalir seperti air biarkanlah cintaku ini seperti lentera yang selalu menerangi langkah dan kehidupanku.
Sebenarnya sang gadis pun memiliki perasaan yang sama namun karena malu dan tidak mungkin seorang wanita menyatakan perasaan lebih dahulu kepada pria.
Karena keduanya sama-sama merasa malu dan enggan mengungkapkan perasaan masing-masing keduanya jadi ada salah paham.
Sampai suatu hari seiringnya waktu karena sang pemuda dengan gigih memancarkan cintanya yan bagaikan lentera ke si gadis, lambat laun si gadis pun mulai mengerti isi hati si pemuda,
Sampai suatu saat di event yang mereka hadiri bersama keduanya berbincang dan si pemuda dengan gugup dan malu mengungkapkan isi hatinya kepada si gadis.
Dengan rasa malu dan bahagia akhirnya si gadis menerima lentera cinta sang pemuda.