cara apa yang anda lakukan agar menjadi sukses

Rabu, 22 Desember 2010

Cinta tak berkata namun bertndak


Devi adalah seorang gadis yang sangat cantik,baik dan berbudi luhur,namun devi mengalami kelainan fisik yaitu ia tuna netra sejak kecil.
Di dalam kehidupan devi ia selalu berusaha untuk selalu tegar dan menyikapi bahwa hidup ini indah akan ada suatu hari ia dapat melihat betapa indahnya dunia.
Suatu hari ia ingin berangkat ke kota untuk membeli beberapa keperluan namun saat ituh hari sudah mulai petang,lalu ia pun di bekali lentera oleh ibunya agar orang lain dapat melihat devi.
Saat di perjalan devi bertemu seseorang dan menabrak devi,devi pun marah dan berkata hai kau tidak kah melihat lentera yang ku bawa sehingga kau menabrak ku?
Jawab si pejalan kaki ituh ialah oh, maaf saya buta tidak bisa melihat lentera yang kau bawa mengapa kau tidak menghindar saja memang kau juga tidak bisa melihat saya buta?
Devi pun sejenak terdiam dan berkata oh, maaf saya pun buta jadi tidak bisa melihat kau maka hendak dari ituhlah saya di belaki lentera ini oleh ibu saya agar tidak ada orang menabrak saya karena melihat lentera ini.
Devi pun melanjutkan perjalanannya ia bertemu orang kedua yang kemudian menabraknya kembali,devi pun marah kembali dan berkata hai kau tidak bisa melihat ya menabrak orang sembarangan saja padahal ada lentera.
Si pejalan kaki ke 2 pun menjawab maaf saya terburu-buru saya tidak sadar.
Devi pun diam sejenak dan berkata didalam hatinya di dunia ini banyak sekali orang yang tak mau melihat dan merasa cuek saja dengan hal di sekitarnya.
Devi pun melanjutkan perjalanannya kembali lagi ia di tabrak oleh pejalan kaki lain,karena kesal sering di tabrak, kali ini devi berkata lebih kasar hai kau buta ya? Tidak bisa melihat ada orang di depan mu bahkan tak bisa melihat lentera yang saya bawa.
Karena kesal sang pejalan kaki ke 3 pun menjawab kau yang buta tidak bisa melihat, lihat lah lentera yang kau bawa padam jadi mana mungkin saya dapat melihat ada kau lewat.
Devi pun terhentak dan berkata oh ya maaf saya memang buta jadi saya tak bisa melihat lentera saya padam, lalu si pejalan kaki ke 3 pun berkata maaf ya saya tidak tau kau bahwa kau buta mari saya bantu menyalan lenteranya,agar saat berjalan kau tak tertabrak kembali.
Devi pun terdiam dan berkata dalam hatinya bahwasannya manusia seringkali menyalahkan orang lain tanpa melihat kesalah pada dirinya sendiri.
Setibanya di kota untuk berbelanja devi bertemu seorang pria yang tidak ia kenal, pria ini iba melihat devi kesulitan mencari barang, lalu si pria berkata hai bolehkah saya membantu kamu ?
Devi berkata oh,tentu teri makasih siapakah gerangan anda?
saya ardy, hendak membeli apa kamu? Mungkin saya bisa bantu ( di dalam hati ardy ia merasakan getar cinta pada pandangan pertama dan berkata oh cantik dan anggung sekali wanita ini namun sayang ia harus buta ) boleh saya mengenal namamu ? ( Adry ialah seorang pria yang cukup tampan,berpendidikan dan telah mapan )
Jawab devi : oh tentu nama saya devi, salam kenal ardy ....
Dalam hati devi berkata baik sekali pria ini, mau membantu saya tak merasa risih atau pun malu karena saya cacat.
Setelah membantu devi berbelanja, adry pun bertanya dimana rumah devi dan berkata bolehkah saya menjadi sahabatmu?
Devipun memberi tahu dimana rumah ia dan berkata oh tentu boleh sekali dengan senang hati saya bersedia menjadi sahabatmu.
Setelah mengetahui rumah devi, adry pun sering berkunjung persahabatan yang terbina pun bertumbuh menjadi rasa cinta pada keduanya, hinga akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih dan setelah beberapa tahu berlalu mereka pun memutuskan untuk menikah.
Cinta tak berkehendak tapi cinta memberi.
Cinta tak banyak berkata tapi melakukan dan bertindak.
Cinta dapat merubah Pilu menjadi rindu, merubah pahit menjadi manis

THE AND
Hal yang bisa kita ambil dari kisah ini ialah :
-        Cinta tak perlu syarat dan smua hal yang sempurna, namun cinta akan tumbuh sempurna dan indah bila ke-2 insan saling melengkapi.
-        Dalam diri semua insan pasti ada kelebihan dan kekurangan hendaknya kita jangan lah bersombong diri.
-        Setiap momen di kehidupan ini adalah pembelajaran agar menjadi lebih baik.

Sabtu, 11 Desember 2010

Gadis yang penuh rasa syukur

Di suatu kota tinggal lah seorang gadis yg pandai,ceria,dan super sibuk,ramah.
gadis tersebut bernama Dewi.
Dewi seorang anak gadis yang sangat cekatan dan bannyak pengalaman dan hampir menguasai semua bidang,tergolong anak yg pandai untuk anak seusianya yang baru 17 thn,wow sungguh gadis yang luar biasa dan hebat.
bahkan org yang lbh dewasa dan lebih pengalaman dari Dewi mengakui dan memuji kecekatan dan ketrampilan Dewi.
Dewi very is the best.
namun suatu ketika Dewi mengalami suatu tragedi,dan hal ituh membuat dia down,menjadi marah,dendam dan tak menjadi Dewi yg penuh semangat dan ceria kembali.
suatu pengalam buruk dimana dia menilai semua usaha jeripayah,kerja kerasnya selama ini sia-sia dan tidak ada hasil.
dimana sebelumnya sedari jauh hari Dewi menyiapkan event,menghandle acara,sampai tidak tidur 1 hr sebelum hr H,sampai lupa akan kondisi dirnya sendiri.
tapi dalam sekejap hal ituh berubah menjadi kepedihan,kesedihan,kegagalan dan rasa benci pun timbul di hati Dewi mana kala saat event itu dia dianggap hanya sebagai seorang yg selalu hanya bs mengatur,sok tau dan selalu ikut campur,tanpa mereka mengetahui bagaimana beratnya mengemban tugas,tanggung jawab,rasa khawatir tak sukses dan lancar.
Dewi makin menjadi kesal sekali saat dirinya tanpa di hargai sedikit pun di panggil dengan seenaknya dgn sebutan BOS di depan para tamu undangan yg berasal dr luar daerah dan di tempat peribatan orang lain,bkn di tempat peribatan dimana biasa Dewi hadiri.
Dewi yang biasa hanya menganggap semua tuh hanya lelucon dan tdk di masukan kehati,tp kali ini Dewi merasa amat sangat terhina dan kesal smpai kata-kata yg tak terduga pun keluar dari mulut Dewi. "MONYONG" teriak dewi pun kesal.

WOW betapa kagetnya semua org melihat dewi bisa marah,sampai mengluarkan kata-kata seperti itu.
di saat event itu berlangsung tanpa disadari oleh Dewi.
Dewi menemukan kakak angkat yang sangat luar biasa hebat,di tengah keterbatasan fisiknya ia amat sangat ceria,selalu bersukur,menggap semua kekurangannya adalah anugrah untuk ia.
OK ! panggil saja namanya metta,ya Metta seperti namanya yang mengartikan cinta kasih,Metta adalah kakak angkat Dewi yang sangat luar biasa,disaat keadaan Dewi yang sedang down,kecewa dan sensi sekali.hehehe.
Metta dgn sabar dan lembut memberi semangat,nasehat,dukungan dan menjadi teman curhat Dewi,di setiap kesempatan ia selalu luangkan waktu u/membalas sms dr Dewi.
waktu pun berjalan cepat,hari demi hari Dewi dan Metta jalani dgn saling berbagi,begituh bahagianya Dewi dpt mengenal Metta yang sangat luar biasa,Dewi pun menyadari buat apa hanya melihat dan kesal pada mereka yang iri dan bisa mencemohnya,lbh baik bangkit kembali ceria dan aktif.
Dewi sungguh sangat belajar dr Metta yg selalu happy walau pun dalam kondisi keterbatasannya,satu yg sangat luar biasa dr Metta banyak orang pun yang mencemoh Metta tetapi Metta hanya diam dan tersenyum.
dan Metta pun berkata kepada Dewi buat apa Q menagis,mengeluh dan menghiraukan mereka yg mencemoh Q,diriku pun jika bs memilih tak mau seperti ini,blm tentu mereka yg mentertawakan ku lbh baik dr diriku.
sungguh kata-kata yang memotifasi diri Dewi,untuk kembali seperti Dewi yang dulu :D

sooo guys ayoo kita jgn hirau kan org-org yg mencemoh kita,anggap lah org yg mencemoh kita hanya bagian dr karma kita,mereka mungkin iri akan prestasi kita dan ambillah hal ini sebagai motifasi u/kita selalu memperbaiki diiri dan hambatan yang menjadi pengalaman yg berharga untuk kita mencapai sukses.

kisah ini kupersembahkan untuk cc angkat Q tersayang dan yg sangat amat luar biasa.

Senin, 15 November 2010

Kisah Sekuntum Mawar

Kisah Sekuntum Mawar
Kompas, Jumat, 15 Oktober 2010
Oleh Maria Hartiningsih

Mata menangkap bunga sebagai elemen tunggal. Namun, tanda dan bentuk selalu mengecoh ketika hanya ditatap sekilas. Bunga tak akan menjadi bunga tanpa elemen yang lain, meski- pun hanya satu elemen yang hilang.
”Untuk mewujud menjadi bentuk, segala sesuatu membutuhkan segala sesuatu yang lain,” tutur Thich Nhat Hanh (84), Guru Zen terkemuka dari Plum Village, Perancis, dalam ceramah-ceramahnya di Caringin, Bogor, beberapa waktu lalu.
Ia memperlihatkan sekuntum mawar, lalu menyentuh kelopak demi kelopaknya. ”Kalau menatapnya dengan berkesadaran, penuh konsentrasi dan kedamaian, kita melihat di dalam sekuntum bunga ada awan, matahari, udara, mineral, tanah, waktu, ketekunan, dan cinta orang yang menanam dan merawat sampai bunga itu mekar. Seluruh isi kosmos ada di situ. Tanpa awan yang menjadi hujan, bunga tak akan mekar. Tanpa waktu, tanpa ruang, tak ada bunga,” ungkap Thay, atau Guru, dalam bahasa Vietnam.
”Kenyataannya, bunga terwujud dari seluruh elemen nonbunga. Tidak ada eksistensi atau keberadaan yang berdiri sendiri di dunia ini. Di dalam diri kita ada segala sesuatu yang lain yang ada di dalam Semesta. Itulah interbeing...”
”Interbeing”
Interbeing adalah terminologi baru, yang artinya kira-kira, segala sesuatu yang hidup, terikat, terkait, tergantung pada segala sesuatu di Semesta Raya. ”Ketika melihat sifat alamiah dari ’interbeing’, maka penghalang antara ’kita’ dan ’mereka’, antara ’saya’ dengan ’yang lain’, lebur,” ujar Thay.
Hakikat interbeing dapat menyentuh kearifan nondiskriminasi. Seperti diungkapkan Thay, Buddhisme adalah bunga yang terwujud dari elemen Buddhisme dan non-Buddhisme. Islam adalah bunga yang sangat indah. Pun Kristiani dan agama-agama lain. Buddhis harus belajar Islam untuk memahami tradisi-tradisi besar di dalamnya. Begitu pun sebaliknya. Kalau Yahudi, Islam, dan Kristen kembali ke akarnya, banyak persoalan pelik bisa diselesaikan. ”Anda harus duduk bersama untuk saling berbagi,” Thay melanjutkan.
Retret hidup berkesadaran di Plum Village diikuti peserta dari semua keyakinan, agama, dan non-believers. Di Barat, sebagian besar pesertanya beragama Kristen. ”Kami menyelenggarakan retret bagi pihak yang sedang bertikai, seperti Israel dan Palestina, untuk mendorong kesalingpengertian dan kearifan nondiskriminasi. Perdamaian sangat mungkin terwujud dengan kesalingpengertian.”
Yang terpenting, menurut Thay, para aktivis perdamaian harus damai terlebih dahulu dengan dirinya sebelum melakukan aktivisme secara politik. Tidak ada jalan menuju kedamaian, karena kedamaian adalah jalan, dan berkesadaran adalah kuncinya.
Latar belakang para peserta retret di Caringin, Bogor, juga menarik. Rave Ward dari Amerika Serikat adalah seorang Buddhis, suaminya pejabat gereja. ”Konservatisme ada di dalam semua agama,” ujar Peggy, begitu ia disapa, ”Hanya dengan latihan berkesadaran, kita mampu melihat secara mendalam, menyentuh secara mendalam.”
Perjumpaan
Thay menggunakan kearifan Buddhis untuk memberi pemahaman tentang kearifan nondiskriminasi; suatu gagasan, niat dan tindakan terkait upaya-upaya perdamaian di dunia.
Perang, konflik, besar, kecil maupun personal, kecurigaan, kebencian, dendam, dan berbagai bentuk kekerasan terhadap diri sendiri maupun ”yang lain”, berawal dari persepsi keliru, dan menganggap persepsi sendiri sebagai satu-satunya kebenaran. ”Itu adalah sumber segala penderitaan,” ujar Thay.
Berbeda dengan pendekatan politik, pendekatan Thay tentang perdamaian di ranah publik menukik lebih dulu ke ranah personal, ke ranah individual secara lengkap, sebagai tubuh dan sebagai diri.
Ia menyatukan berbagai pendekatan, termasuk pendekatan sejarah, astronomi, antropologi, dan biologi, untuk menjelaskan kesalingterkaitan di dalam ”interbeing”, antara tubuh, diri, manusia lain, tumbuhan, satwa, semua makhluk hidup, bumi, laut, udara, seluruh isi alam semesta sebagai suatu keutuhan (”wholeness”).
Sebagai intelektual, pemikir, penulis, penyair dan aktivis perdamaian, ia tidak steril dari dunia luar. Salah satu karya terbarunya —dari 100 buku lebih yang telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa—adalah merespons terorisme, dalam Calming the Fearful Mind: A Zen Response to Terrorism (2005).
Tak sulit menengarai sumbangan pemikiran Thay dalam membangun dan mengembangkan Etik Global untuk keadilan dan perdamaian yang dipromosikan Presiden Global Ethic Foundation Prof Hans Kung. Pendekatan interbeing dan esensi berkesadaran menjawab pernyataan Kung tentang kekosongan orientasi yang dihadapi manusia saat ini, baik terlepas maupun terkait dengan globalisasi.
Hidup berkesadaran membuat Thay mengalami ”perjumpaan” dengan para mistikus, seperti Thomas Merton (alm), yang menyebut Thay sebagai ”saudaraku”. Mereka berbagi pandangan tentang ”wholeness” dan kearifan nondualisme untuk mewujudkan kearifan ”nondiskriminasi” dan cinta tanpa syarat terhadap ”yang lain”; cinta yang memeluk seluruh isi kosmos. Kearifan itu pula yang mempertemukan pemikiran Thay dengan para sufi, termasuk penyair Persia abad ke-11, Mevlana Jalaluddin Rumi.
Simak salah satu puisi Rumi ini, ”Out beyond ideas of wrongdoing and right doing, there is a field. I’ll meet you there.” (Melampaui gagasan tentang benar atau salah, adalah dataran. Kujumpai kau di sana….)

Belajar Menerima

Ketika kita menyadari bahwa kita hidup dalam lingkungan sosial , maka kita akan berinteraktif dengan banyak orang.Ada berbagai macam orang yang akan kita temui.
Bahkan tidak jarang orang yang baik menurut kitapun punya kesempatan mengecewakan kita .

Apa yang bisa lakukan ?Apakah kita bisa meminta orang itu untuk berubah ? Tentu tidak, yang bisa kita lakukan adalah belajar menerima bahwa itu adalah pelajaran hidup yang berharga , dan kita bisa belajar untuk tidak terulang kembali dikemudian hari .

Berterima kasihlah kepada guru kita...

salam

always smile
melly kiong

MENGAPA KITA BERBEDA

MENGAPA KITA BERBEDA

1. Mengapa dalam kehidupan ini ada yang kaya tetapi ada yang miskin, ada yang bahagia tetapi ada juga yang menderita, ada yang cantik tetapi ada juga yang jelek, ada yang baik tetapi juga ada yang jahat dan perbedaan – perbedaan lainnya ?

Berikut ini adalah khotbah Sang Buddha yang berhubungan dengan perbedaan yang ada dalam kehidupan ini sehingga kita akan memahaminya dengan baik. ANGUTTARA NIKAYA X. 205

MENCARI AKHIR DUNIA

Dengan cara berjalan orang tak akan pernah mencapai akhir dunia, Namun tidak ada kebebasan dari penderitaan kalau belum mencapai akhir dunia. Mereka orang bijaksana yang mengetahui dunia.

Orang yang menjalani kehidupan suci, akan mencapai akhir dunia.

Dengan mengetahui akhir dunia, dia tidak akan lagi merindukan dunia ini, Tidak juga merindukan dunia lain. ANGUTTARA NIKAYA IV.45.

2. MENGAPA KITA DILAHIRKAN ?

Kalau kita kembali kepada Dhamma maka pandangan kita akan mengarah kepada proses dari kehidupan ini. Paticcasamuppada atau hukum sebab akibat yang saling bergantungan dapat dijadikan referensi tentang proses kelahiran ini.

Dijelaskan bahwa Avijja atau kegelapan batin yang masih ada akan menjadi penyebab proses selanjutnya. Demikian hal ini akan terus berlanjut selama akar dari proses itu masih ada.

Untuk lebih jelasnya kita kembali kepada rumusan Paticcasamuppada seperti berikut :

* Dengan adanya kebodohan muncullah bentuk – bentuk pikiran
* Dengan adanya bentuk – bentuk pikiran muncullah kesadaran
* Dengan adanya kesadaran muncullah batin dan jasmani
* Dengan adanya batin dan jasmani muncullah enam indera
* Dengan adanya enam indera muncullah kesan – kesan.
* Dengan adanya kesan – kesan muncullah perasaan
* Dengan adanya perasaan muncullah nafsu keinginan
* Dengan adanya nafsu kenginan muncullah kemelekatan
* Dengan adanya kemelekatan muncullah upadi (keinginan menjadi)
* Dengan adanya upadi muncullah kelahiran
* Dengan adanya kelahiran muncullah usia tua, kematian, kesedihan, ratap tangis, penderitaan jasmani, kekhawatiran dan putus asa.
* Dan muncullah ketidakpuasan batiniah / penderitaan

3. Kelahiran ini pun akan berakhir jika akar penyebab proses kelahiran tidak ada lagi seperti yang ada pada rumusan berikut :

# Dengan lenyapnya kebodohan lenyap pula bentuk – bentuk pikiran
# Dengan lenyapnya bentuk – bentuk pikiran lenyap pula kesadaran
# Dengan lenyapnya kesadaran lenyap pula batin dan jasmani
# Dengan lenyapnya batin dan jasmani lenyap pula enam indera
# Dengan lenyapnya enam indera lenyap pula kesan – kesan.
# Dengan lenyapnya kesan – kesan lenyap pula perasaan
# Dengan lenyapnya perasaan lenyap pula nafsu keinginan
# Dengan lenyapnya nafsu kenginan lenyap pula kemelekatan
# Dengan lenyapnya kemelekatan lenyap pula upadi (keinginan menjadi)
# Dengan lenyapnya upadi lenyap pula kelahiran
# Dengan lenyapnya kelahiran muncullah lenyap pula usia tua, kematian, kesedihan, ratap tangis, penderitaan jasmani, kekhawatiran dan putus asa.
# Dan lenyaplah semua ketidakpuasan batiniah / penderitaan

Jawabannya sudah jelas bahwa kenapa kita masih dilahirkan adalah karena kita masih dibelenggu oleh kekotoran batin. Selama belenggu ini belum dapat dipatahkan selama itu pula proses kelahiran akan terjadi.

Dengan mengetahui penyebab dari proses penyebab kelahiran ini maka kita harus berusaha untuk berjuang menuju kepada kebahagiaan sejati sehingga tidak ada kelahiran lagi.

SABBE SATTA SABBA DUKKHA PAMUCCANTU – SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATA : Semoga semua makhluk hidup terbebaskan dari derita dan semoga semuanya senantiasa berbahagia,...sadhu,...sadhu,...sadhu,...

Selasa, 26 Oktober 2010

tips bisnis online

Tips Bisnis Online Untuk Pemula
Tidak semua orang tahu bagaimana caranya mendapatkan uang dari internet, bagi
anda yang datang kesitus ini beruntunglah, sebab anda mendapat info peluang usaha bagaimana caranya, apa saja yang bisa dijual, dari mana sumbernya lalu bagaimana bisa mendapat uang .
Hanya modal kurang dari Rp 100.000,- dan berbekal promosi produk info orang lain" RAIH INCOME JUTAAN RUPIAH " ikuti saja langkah mudah dan sederhana dibawah ini! 
Disinilah jawaban pasti.
Hanya 5 Langkah saja memulai usaha di internet , lihat dibawah ini
Miliki web/blog khusus produk anda
Beli atau cari produk untuk dijual di blog/web anda usahakan produk download lebih murah ,praktis,cepat sampai kepembeli
Lalu buatlah presell atau buat sales pages seperti blog  ini promosikan produk anda( butir 2 )
Promosikan berbayar atau gratis, secara online dan offline dimedia massa secara rutin dan terus menerus
Bersiaplah   anda  akan  menerima pembeli/order masuk kerekening anda